Rabu, 26 Desember 2018

Semangat dan Keaktifan Berorganisasi Antar Kang Asya Jadi Pengusaha Sukses percetakan MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG

Mendagri Duga Blanko Map Ijazah MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG  Yang Dijual Bebas Sisa Yang Tak Terpakai
--
Demikian dikatakan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, usai menghadiri acara Indeks Kota Toleran 2108 yang digelar Setara Institute, di Jakarta, Jumat (7/12). Menurut Tjahjo, pihaknya sedang melacak blanko tersebut.

"Kita sedang lacak dapat dari mana, apa dari sisa-sisa yang dibuang?," kata Tjahjo.

Dikatakan Tjahjo, beberapa kemungkinan bisa saja terjadi. Sisa-sisa blanko yang sudah tidak terpakai bisa digunakan untuk pembuatan e-KTP.

"Iya. Sama kayak uang palsu, Ijazah MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG  palsu," kata dia.

Pihaknya, tambah Tjahjo, masih melakukan penelusuran lebih lanjut terkait masalah tersebut.

"Kalau Dukcapil jelas cuma 10. Kalau Pramuka sedang dilacak apa dari oknum percetakan  MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG  , atau dari Dukcapil yang nggak terpakai. Karena kalau terpakai, nggak mungkin bisa digunakan," tandasnya. [lov]

--

Semangat dan Keaktifan Berorganisasi Antar Kang Asya Jadi Pengusaha Sukses

Semangat membangun usaha dapat tumbuh dari keluarga yang tertanam dari kecil. Demikianlah yang terjadi pada sosok H Asep Syaripudin (Kang Asya). Lahir di Garut, Jawa Barat, 14 Januari 1967, Kang Asya memulai berdagang saat masih bersekolah di kelas tiga Sekolah Dasar. Kala itu Kang Asya mulai berdagang kerupuk keliling kampung, dan berjualan petasan.

“Masa kecil sudah harus ditinggal orang tua karena meninggal dunia saat kelas 3 SD, otomatis harus hidup mandiri. Bagaimana saya hidup, ya saya harus berusaha. Itu menjadi pembekalan,” tutur Kang Asya di kantor NU Online, Selasa (20/11).

Mulai berjualan saat kecil, membuat Kang Asya berpikir jika dewasa harus jadi pengusaha. Saat remaja dan memasuki bangku kuliah, berusaha untuk mandiri terus dilakoninya. Ia pun mengaku pernah jadi tukang aduk pada proyek pembangunan.

“Tidak bisa kuliah karena keterbatasan biaya dari orang tua, saya harus kuliah dengan mencari biaya sendiri, bekerja jadi kuli bangunan terus jualan semampunya. Selanjutnya menjadi pembantu sekolah, TU dan membantu mengajar di SMP Ciledug Garut sampai bisa kuliah,” kata pemilik sejumlah usaha di Bekasi, Bandung, Garut dan Jakarta ini.

Selain menjadi kuli bangunan, saat kuliah, Kang Asya juga mengajar Bahasa Inggris. Berbekal Ijazah MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG  SMA dan melakoni perkuliahan sambil mengajar, Kang Asya berhasil menempati posisi Wakil Kepala Madrasah Aliyah Al-Musaddadiyah Garut.

“Walaupun lulusan SMA, saya sampai jadi wakil kepala sekolah di yayasan ternama milik Profesor Doktor KH Anwar Musadad. Saya kerja di sana dari mulai subuh masuk sekolah SMP, siang kuliah. Pulang kuliah saya ngajar lagi. Tiap hari begitu sampai menikah,” tuturnya lagi.

Setelah menikah, Kang Asya merasa penghasilannya sebagai pengajar tidak cukup, karena semakin banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Kang Asya lalu memilih keluar setelah sekitar enam tahun yakni 1990 hingga1996 menjadi Wakil Kepala MA Al-Musaddadiyah.

Saat itu, Kang Asya langsung membuka usaha sendiri. Usaha yang mula-mula dijalaninya adalah percetakan  MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG  . Usaha percetakan  MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG   ia awali tanpa pengalaman, hanya terpikir bagaimana membuat usaha. Dibimbing seorang teman yang memiliki pengetahuan terkait percetakan  MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG  , ia telaten belajar dunia percetakan  MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG  , termasuk cara menyablon. Kendala-kendala yang menghadang, dengan teguh ia hadapi.

“Dulu percetakan  MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG   belum ada sistem komputer. Sampai buka spanduk. Dulu juga belum ada mesin. Lalu (melayani) bikin plang dengan ditulis. Masuk ke bidang bilboard mulai ada perubahan,” kisahnya.

Bekerjasama dengan Ketua NU Garut, percetakan  MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG   itu ia beri nama Sugih Jaya. Dunia organisasi dan jaringan guru saat ia mengajar tidak ia lupakan begitu saja. Dengan merekalah, usaha tersebut semakin berkembang.

“Teman-teman guru dan pengurus NU ada yang pesan  undangan, kartu nama, spanduk,” kata pria yang semasa muda juga aktif di PMII serta GP Ansor.

Ditangani seorang diri, akhirnya ia merekrut beberapa karyawan. Namun usaha percetakan  MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG   saat itu tidak membuatnya merasa nyaman. Kang Asya lalu membuka toko buku, penjualan alat tulis kantor (ATK), serta usaha foto kopi dan kursus komputer. Di bawah Yayasan Pendidikan Keterampilan (LPK) Maesa, lokasi kursusnya berada di Jalan Cimanuk Garut.

Usaha-usaha tersebut dapat dikatakan cukup berhasil. Pada tahun 1998, sekitar dua tahun sejak membuka usaha toko buku, ATK, foto kopi dan kursus komputer, Kang Asya memiliki aset ratusan juta rupiah.

Keuntungan usaha tersebut ia investasikan pada usaha penjualan oli. Sayangnya investasi yang tergolong besar yang harus ia keluarkan, berujung pada kebangkrutan, karena rekanan usaha penjualan oli melakukan penipuan. Bukan hanya lenyapnya uang yang ia investasikan, aset-aset yang ia miliki pun disita termasuk rumah, toko buku, dan tempat kursus.

Namun bukan Kang Asya namanya kalau patah semangat dan kendor atas kebangkrutan dan kemunduran usahanya. Gagal di satu usaha, ia mencoba bangkit dan segera memulihkan semangat mendirikan usaha lainnya.

Setelah enam bulan lamanya putar-putar di kota Bandung, ia memberanikan diri mendaftar menjadi konsultan dan mendapatkan Certifikat Bank Indonesia pada tahun 2004 sebagai Konsultan P3UKM. Sejak itu memulai membina, melakukan pendampingan dan membantu pembiayaan bank kepad para pengusaha UKM dengan bendera CV Hikam Finance milik pribadi yang berkantor di Jl Asia Afrika Bandung yang sekarang menjadi Kantor Bank Bukopin.

Kondisi tersebut berlangsung sampai tahun 2009 yang akhirnya menjadi Wakil Sekretaris PWNU Jawa Barat dan menjadi Tenaga Ahli DPR RI TA 150 H, Dedi Wahidi Komisi X dan berlanjut sampai tahun 2017 TA 47.

Merasa insting wirausahanya kurang tersalurkan dan merasa sudah banyak mendapat pelajaran serta ilmu menjadi TA DPR RI, Asya keluar dan terpilih menjadi Ketua Wilayah Himpunan Pengusaha Nahdliyin (PW HPN ) Jawa Barat 2017-2022 pada Konferensi PW HPN Jawa Barat di Hotel Lingga Bandung. Ia pun kembali memulai usaha dengan  mendirikan PT Hidayah Putra Nusantara (HPN) yang merupakan distributor Sembako, warung desa, dan distributor oli yang bekerjasama dengan Petro Asia. Untuk pengembangan usaha, ia juga mendirikan usaha pada bidang jasa informasi dan teknologi melalui PT JSN atau Japati Sinergi Nusantara. JSN fokus pada penjualan pulsa, komputer, hp, program aplikasi, wifi, kabel optik dan layanan lainnya.

Usaha lain melalui PT Hipnumigas Energi Nusantara (HEN) yang bekerjasama dengan PT Djarum dan PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya kerjsama dengan WIKA Jabar Power. Kang Asya juga sedang merancang Program Kampung Tani kerakyatan melalui PT Lumbung Pangan Nusantara yang bekerjasama dengan Anglo dan SNCI (Sinergi Nawacita Indonesia) dilanjutkan dengan menjadi distributor Pupuk Nutrisi Essensial kerjasama dengan PT Bursa Tani.

Selain itu, ada enam lagi usaha berentuk PT yang sedang dalam rancangan yaitu  PT SIB, PT Doa Bangsa. Sisanya masih dalam rapat rapat yang intensif, di samping pendirian TrustMe Indonesia, LPEN dan KSNI.

Di bidang layanan perjalanan umrah haji dan wisata, Kang Asya mendirikan Kuhawindo atau Koperasi Umrah Haji dan Wisata Indenesa. Kuhawindo aktif melayani jamaah di berbagai daerah di seluruh Jawa Barat.

Dari pengalaman pernah bangkrut dalam usaha, lalu membuka usaha lagi, Kang Asya mengaku tidak mau berlarut-larut dalam trauma. Ia berprinsip orang yang hebat dibentuk oleh jatuh bangun, demikian juga para konglomerat.

“Pak Jusuf Kalla, Aburizal Bakrie, Bob Sadino, itu pernah jatuh bangun. Jatuh bangun juga proses pendeewasan untuk maju. Saya merasakan bagaimana ditipu orang, merasakan dalam keadaan jatuh,” katanya.

Kang Asya mengakui usaha yang dibangunnya kembali setelah bangkrut bukan saja dimulai dari titik nol, tetapi jauh di titik minus. Namun, posisi itulah yang membuat ia jauh lebih semangat karena sudah ada pengalaman. Juga ada semangat baru ketika membangun kembali dan mengapa harus maju.

Menjalani beragam usaha, Kang Asya mengatakan semuanya menjadi prioritas, tidak dipilah pilah walaupun kenyataan hasilnya berbeda-beda. “Kalau tidak menjadi prioritas, buat apa dikerjakan semua usaha itu,” dia beralasan.

Lagipula usaha-usaha tersebut penangannya dia lakukan bersama tim atau orang-orang kepercayaannya. Namun demikian, ia mengaku usaha yang menjadi favoritnya adalah yang keuntungannya paling menggiurkan. Dalam kata lain yang peluangnya besar, kerjanya sedikit; resikonya sedikit dan untungnya besar.

Walaupun ditangani oleh orang-orang yang dipercayainya, ia tidak melepaskan kontrol begitu saja. Kepandaian membagi waktu menjadi kuncinya, termasuk membangi waktu istirahat. Berangkat tidur lebih lambat, sementara bangun harus lebih awal. “Menjadi pengusaha tidak bisa seperti pegawai negeri. Pengusaha harus 24 jam melayani konsumen. Ibaratnya tidur saja harus menghasilkan uang,” tuturnya.


--

Lika-Liku H Asep Syaripudin Kecil

Koropak. co. id - Semangat membangun usaha dapat tumbuh dari keluarga yang tertanam sejak kecil. Demikian pula yang terjadi pada sosok H Asep Syaripudin (Asya). Lahir di Garut, Jawa Barat, 14 Januari 1967, Asya memulai berdagang saat masih bersekolah di kelas tiga SD. Kala itu Asya mulai berdagang kerupuk keliling kampung, dan berjualan petasan.

“Masa kecil sudah harus ditinggal orangtua karena meninggal dunia saat kelas 3 SD, otomatis harus hidup mandiri. Bagaimana saya hidup, ya saya harus berusaha. Itu menjadi pembekalan,” tutur Asya di Kantor NU Online, Jumat (14/12/2018).

Mulai berjualan saat kecil, membuat Asya berpikir jika dewasa harus jadi pengusaha. Saat remaja dan memasuki bangku kuliah, berusaha untuk menjadi pribadi mandiri terus dilakoninya. Ia pun mengaku pernah jadi tukang aduk pada proyek pembangunan.

“Tidak bisa kuliah karena keterbatasan biaya dari orang tua, saya harus kuliah dengan mencari biaya sendiri. Saya bekerja jadi kuli bangunan terus jualan semampunya. Selanjutnya menjadi pembantu sekolah, TU dan membantu mengajar di SMP Ciledug Garut sampai bisa kuliah,” kata Asya yang memiliki sejumlah usaha di Bekasi, Bandung, Garut dan Jakarta ini.

Selain menjadi kuli bangunan, saat kuliah, Asya juga mengajar Bahasa Inggris. Berbekal Ijazah MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG  SMA dan melakoni perkuliahan sambil mengajar, Asya berhasil menempati posisi Wakil Kepala Madrasah Aliyah Al-Musaddadiyah Garut.

“Walaupun lulusan SMA, saya sampai jadi wakil kepala sekolah di yayasan ternama milik Profesor Doktor KH Anwar Musadad. Saya kerja di sana dari mulai subuh masuk sekolah SMP, siang kuliah. Pulang kuliah saya ngajar lagi. Tiap hari begitu sampai menikah,” tuturnya lagi.

Setelah menikah, Asya merasa penghasilannya sebagai pengajar tidak cukup, karena semakin banyak kebutuhan yang harus dipenuhi. Asya lalu memilih keluar setelah sekitar enam tahun yakni 1990 hingga1996 menjadi Wakil Kepala MA Al-Musaddadiyah.


Saat itu, Asya langsung membuka usaha sendiri, yakni percetakan  MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG  . Usahanya ia awali tanpa pengalaman, hanya terpikir bagaimana membuat usaha. Dibimbing seorang teman yang memiliki pengetahuan terkait percetakan  MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG  , ia telaten belajar dunia percetakan  MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG  , termasuk cara menyablon. Kendala-kendala yang menghadang, dengan teguh ia hadapi.

“Dulu percetakan  MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG   belum ada sistem komputer. Sampai buka spanduk. Dulu juga belum ada mesin. Lalu melayani pembuatan plang dengan ditulis. Masuk ke bidang bilboard mulai ada perubahan,” ujarnya.

Bekerjasama dengan Ketua NU Garut, percetakan  MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG   itu ia beri nama Sugih Jaya. Dunia organisasi dan jaringan guru saat ia mengajar tidak ia lupakan begitu saja. Dengan merekalah, usaha tersebut semakin berkembang.

“Teman-teman guru dan pengurus NU ada yang pesan  undangan, kartu nama, spanduk,” kata pria yang semasa muda juga aktif di PMII serta GP Ansor.

Ditangani seorang diri, akhirnya ia merekrut beberapa karyawan. Namun usaha percetakan  MAP IJASAH COVER IJASAH PURWOKERTO BANYUMAS CILACAP PURBALINGGA BREBES AJIBARANG   saat itu tidak membuatnya merasa nyaman. Asya lalu membuka toko buku, penjualan alat tulis kantor (ATK), serta usaha foto kopi dan kursus komputer. Di bawah Yayasan Pendidikan Keterampilan (LPK) Maesa, lokasi kursusnya berada di Jalan Cimanuk Garut.


Usaha-usaha tersebut cukup berhasil. Pada tahun 1998, sekitar dua tahun sejak membuka usaha toko buku, ATK, foto kopi dan kursus komputer, Asya memiliki aset ratusan juta rupiah.

Keuntungan usaha tersebut ia investasikan pada usaha penjualan oli. Sayangnya investasi yang tergolong besar yang harus ia keluarkan, berujung pada kebangkrutan, karena rekanan usaha penjualan oli melakukan penipuan. Bukan hanya lenyapnya uang yang ia investasikan, aset-aset yang ia miliki pun disita termasuk rumah, toko buku, dan tempat kursus.

Namun bukan Asya namanya kalau patah semangat dan kendor atas kebangkrutan dan kemunduran usahanya. Gagal di satu usaha, ia mencoba bangkit dan segera memulihkan semangat mendirikan usaha lainnya.

Setelah enam bulan lamanya putar-putar di kota Bandung, ia memberanikan diri mendaftar menjadi konsultan dan mendapatkan sertifikat Bank Indonesia pada tahun 2004 sebagai Konsultan P3UKM. Sejak itu memulai membina, melakukan pendampingan dan membantu pembiayaan bank kepad para pengusaha UKM dengan bendera CV Hikam Finance milik pribadi yang berkantor di Jalan Asia Afrika Bandung yang sekarang menjadi Kantor Bank Bukopin.

Kondisi tersebut berlangsung sampai tahun 2009 yang akhirnya menjadi Wakil Sekretaris PWNU Jawa Barat dan menjadi Tenaga Ahli (TA) DPR RI TA 150 H, Dedi Wahidi Komisi X dan berlanjut sampai tahun 2017 TA 47.

Merasa insting wirausahanya kurang tersalurkan dan merasa sudah banyak mendapat pelajaran serta ilmu menjadi Tenaga Ahli DPR RI, Asya terpilih menjadi Ketua Pimpinan Wilayah Himpunan Pengusaha Nahdliyin (PW HPN) Jawa Barat 2017-2022 pada Konferensi PW HPN Jawa Barat di Hotel Lingga Bandung, Agustus 2017 lalu.

Ia pun kembali memulai usaha dengan mendirikan PT Hidayah Putra Nusantara (HPN) yang merupakan distributor Sembako, warung desa, dan distributor oli yang bekerjasama dengan Petro Asia. Untuk pengembangan usaha, ia juga mendirikan usaha pada bidang jasa informasi dan teknologi melalui PT JSN atau Japati Sinergi Nusantara. JSN fokus pada penjualan pulsa, komputer, hp, program aplikasi, wifi, kabel optik dan layanan lainnya.

Usaha lainnya melalui PT Hipnumigas Energi Nusantara (HEN) yang bekerjasama dengan PT Djarum dan PLTS Pembangkit Listrik Tenaga Surya kerjsama dengan WIKA Jabar Power. Asya juga sedang merancang Program Kampung Tani kerakyatan melalui PT Lumbung Pangan Nusantara yang bekerjasama dengan Anglo dan SNCI (Sinergi Nawacita Indonesia) dilanjutkan dengan menjadi distributor Pupuk Nutrisi Essensial kerjasama dengan PT Bursa Tani.

Selain itu, ada enam lagi usaha berentuk PT yang sedang dalam rancangan yaitu PT SIB, PT Doa Bangsa. Sisanya masih dalam rapat rapat yang intensif, di samping pendirian TrustMe Indonesia, LPEN dan KSNI.*