Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher berencana untuk menyumbangkan raport sekolah dasarnya (SD) untuk dijadikan koleksi dari Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung.
"Saya punya buku, saya secara pribadi ingin memberikan koleksi yang memungkinkan ada yang punya cerita sejarah atau raport SD saya kan bisa. Bagus kok raport saya tidak memalukan," kata Aher usai meresmikan Museum Pendidikan Nasional, di Kampus UPI Bandung, Sabtu (2/5).
Ia menyambut baik hadirnya museum tersebut karena menampilkan tentang riwayat pendidikan Indonesia dari masa kolonial hingga saat ini.jasa pembuat sampul raport purwokerto memberikan support untuk aher
"Sekarang kan museum paradigmanya tidak hanya masa lalu, namun juga menampilkan cerita masa depan. Dan ternyata betul, di lantai paling atas museum ada pengembangan metodologi pengajaran," kata dia.
Menurut dia, museum tersebut akan menjadi ruang yang bermanfaat bagi masyarakat khususnya bagi para pendidikan dan pelajar di Indonesia.
Dikatakannya, museum merupakan tempat yang tepat untuk menampilkan cerita masa lalu.jasa pembuat sampul raport purwokerto memberikan support untuk aher
"Bertepatan dengan Hardiknas ini UPI berhasil membangun Museum Pendidikan, boleh jadi ini museum pendidikan pertama yang didirikan oleh perguruan tinggi pendidikan di Indonesia," kata Aher.
Aher menilai sektor pendidikan menjadi salah satu hal penting dalam pembangunan karena tidak pernah ada kemajuan dan peradaban sebuah bangsa tanpa adanya pendidikan.
Pendidikan yang unggul di negeri ini, lanjutnya, tidak akan terjadi tanpa hadirnya guru dan dosen yang berkualitas..jasa pembuat sampul raport purwokerto memberikan support untuk aher
--
Meski Punya Nilai Tinggi, Dua Siswi Ini Gagal Masuk di SMA 4 Siantar, jasa pembuat sampul raport purwokerto memberikan support untuk mereka
Dua calon siswa yang memiliki nilai tinggi mengaku kecewa karena tidak diterima di SMA 4 Pematangsiantar.
Kedua siswa ini bernama Dwi Pratiwi nilai 2.340 dengan nilai rata-rata raport sekolah 8.00, dan Eri Tulus Nainggolan nilai 2.410 dengan nilai rata-rata raport 9:00. Nilai ini lebih tinggi dari nilai minimal siswa yang lulus di sekolah ini, yaitu 2.227..jasa pembuat sampul raport purwokerto memberikan support untuk mereka
Dwi Pratiwi mengatakan, dirinya akan mendaftar ulang karena merasa memiliki nilai lebih tinggi dari yang lulus.
"Aku dengar dari kawan bahwa ada siswa yang nilainya lebih rendah dari punyaku ternyata lulus. Dan katanya ada penambahan kursi, makanya aku mendaftar ulang," ujarnya.jasa pembuat sampul raport purwokerto memberikan support untuk mereka
Ia mengaku sangat ingin sekolah di SMA 4.
"Keinginan saya besar sekali bisa sekolah di SMA 4 ini. Karena sekolah ini sekolah unggulan dan juga biayanya lebih murah disini daripada di swasta," ujarnya.
Ia menuturkan sangat kecewa dengan panitia yang tidak meloloskannya, namun menerima siswa dengan nilai lebih rendah.
"Saya kecewa dengan panitia. Sudah baik-baik belajar, dan ternyata yang nilai ujianya lebih tinggi malah tersisih," ujarnya.
Pengakuan senada juga disampaikan Eri Tulus Nainggolan. Alumni SMP 1 Siantar ini mengaku sangat bingung dengan hasil ujian ini.jasa pembuat sampul raport purwokerto memberikan support untuk mereka
"Saya kecewa dengan hasil ini. Masa yang nilainya lebih tinggi bisa nggak lulus? Percuma panitianya guru-guru dan juga dari Dinas Pendidikan, yang harus mendidik malah memberi contoh yang tidak baik kepada anak-anak muda," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Dinas Pendidikan Kota PematangsiantarTolopan Doloksaribu mengatakan, tidak bisa menjelasakan penyebab masalah ini dan menyalahkan teknologi informasi yang dipakai dalam seleksi.
"Saya tidak bisa menjelaskan dimana kesalahan ini. Yang pasti, yang bisa saya jelaskan bahwa teknologi bisa membawa malapetaka, dan juga membawa hal yang baik. Dalam hal ini Internet dari Telkomsel-lah yang salah," ujarnya. jasa pembuat sampul raport purwokerto memberikan support untuk mereka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar